JENIS-JENIS
PENELITIAN BESERTA CIRI-CIRI
DAN
CONTOH JUDULNYA
TUGAS
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Metodologi Penelitian Kuantitatif
Yang dibina oleh Bapak Dr. Yohanes Moeljadi Pranata,
M.Pd
Oleh
Amar Ma’ruf Stya Bakti
150251808346
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
PASCASARJANA
JURUSAN
KEGURUAN SENI RUPA
September
2015
1. Deskripsi Jenis-jenis penelitian ilmiah dan Contoh Judulnya
a.
Penelitian
Sejarah
Penelitian historikal merupakan bentuk penelitian yang memiliki
tujuan untuk menggambarkan fakta dan menarik kesimpulan atas kejadian masa
lalu. Data primer dari penelitian ini adalah data yang bersifat historis,
misalnya para arkeolog menggunakan sumber data berupa dokumentasi tentang masa
lalu. Penelitian historikal dapat digunakan untuk menemukan solusi sementara
berdasarkan kejadian masa lalu dan menggambarkan tren masa kini atau masa
depan.
Kothari (2004) mengategorikan jenis penelitian histori ke
dalam dua pendekatan, yaitu pendekatan perspektif –mempelajari kegiatan/agenda
masa lampau sampai sekarang- dan pendekatan retroperspektif –mempelajari kegiatan/agenda saat
ini kemudian dihubungkan dengan hal serupa di masa lalu.
Contoh Judul:
Seni Tradisi
Gembyung di Kampung Ganceuy Kabupaten Subang 1975-1999
(Suatu Kajian Historis Terhadap Sosial Budaya Masyarakat). (Sumber:
repository.upi.edu).
b. Penelitian Deskriptif
Penelitian
deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang
lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada
variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
Penggambaran kondisi bisa individual atau menggunakan angka-angka (Sukmadinata, 2006:5).
Penelitian
deskriptif, bisa mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga
mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya, penelitian
demikian disebut penelitan perkembangan (Developmental Studies). Dalam
penelitian perkembangan ini ada yang bersifat longitudinal atau
sepanjang waktu dan ada yang bersifat cross sectional atau
dalam potongan waktu.
Contoh Judul:
Manajemen Pengembagan Kinerja Guru SMK se-Kabupaten
Kuningan: Studi Tentang Kepemimpinan Entrepeuneur
Dan Sistem kompensasi Kreativitas dan Kinerja Inovatif. (Sumber: perpustakaan Universitas
Negeri Malang, skripsi tidak diterbitkan).
c.
Penelitian
Korelasional
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang
melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel
yang penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan
dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian (Sukardi, 2003:166).
Penelitian korelasi
merupakan bentuk penelitian untuk memeriksa hubungan diantara dua konsep.
Secara umum ada dua jenis pernyataan yang menyatakan hubungan, yaitu: (1)
gabungan antara dua konsep, ada semacam pengaruh dari suatu konsep terhadap
konsep yang lain; (2) hubungan kausal, ada hubungan sebab akibat. Pada hubungan kausal, penyebab diferensikan sebagai
varibel bebas dan akibat direferensikan sebagai variabel terikat. Pada
penelitian korelasi tidak ada kontrol atau manipulasi terhadap variabel.
Tujuan penelitian
korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.Sedangkan menurut
Gay dalam Emzir (2007:38); Tujuan penelitian korelasionaladalah untuk
menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakanhubungan tersebut
untuk membuat prediksi.
Contoh Judul:
Hubungan Antara
Penerimaan Diri dengan Kompetensi
Interpersonal Pada Remaja (Studi korelasi pada remaja tunanetra yang mengalami ketunanetraan tidak
sejak dari lahir di PSBN Wyata Guna Bandung). (Sumber: repository.upi.edu).
d.
Penelitian
Kausal Komparatif
Penelitian kausal komparatif atau penelitian ex
post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis dimana ilmuan
tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi variabel
tersebut telah terjadi. Pendekatan dasar klausa komparatif melibatkan kegiatan
peneliti yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap
variabel lainnya kemudian dia berusaha mencari kemungkinan variabel
penyebabnya.
Penelitian komparatif
membandingkan situasi masa lalu dan saat ini atau situasi-situasi paralel yang
berbeda, khusunya apabila peneliti tidak memiliki kontrol terhadap situasi yang
diteliti. Penelitian ini bisa memiliki perspektif makro (misal:
internasional,nasional) dan mikro (misal: komunitas, individu).
Contoh Judul:
Studi Komparatif
Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL)dengan Model Problem Based Learning (PBL) dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menganalisis Rangkaian
Listrik dan Elektronika Di SMKN 12 Bandung. (Sumber:
repository.upi.edu).
e.
Penelitian
Eksperimental
Penelitian
eksperimental merupakan bentuk penelitian percobaan yang berusaha untuk
mengisolasi dan melakukan kontrol setiap kondisi-kondisi yang relevan dengan
situasi yang diteliti kemudian melakukan pengamatan terhadap efek atau pengaruh
ketika kondisi-kondisi tersebut dimanipulasi. Dengan kata lain, perubahan atau
manipulasi dilakukan terhadap variabel bebas dan pengaruhnya diamati pada
variabel terikat. Menurut Emzir (2008:96-103) desain penelitian ekperimen
dibagi menjadi empat bentuk yakni, pre-experimental design, true
experimental design, quasy experimental designdan factorial
design.
Contoh Judul:
Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran TANDUR
Berbantuan Web Interaktif Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Malang. (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3
Malang Tahun Ajaran 2010/2011). (Sumber: perpustakaan Universitas
Negeri Malang, skripsi tidak diterbitkan).
f.
Penelitian
Tindakan Kelas
Action research designs
often utilize both quantitative and qualitative data, but they focus more on
procedures useful in addressing practical problems in schools and the
classrooms. Action research designs are systematic procedures used by teachers
(or other individuals in an educational setting) to gather quantitative and
qualitative data to address improvements in their educational setting, their
teaching, and the learning of their students(Creswell,
2012:577).
Penelitian tindakan
merupakan bentuk penelitian yang berisi berbagai macam prosedur untuk
menguraikan kasus-kasus yang bersifat mikro atau khusus. Simpulan dari
penelitian tindakan langsung diberlakukan hanya untuk kasus yang diteliti dan
tidak bisa digeneralisasikan. Penelitian tindakan lebih condok ke metode
kualitatif yang sangat bergantung pada data penagamatan yang bersifat behavioralistik.
Contoh Judul:
Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa Tentang Pemecahan Masalah Yang Melibatkan Uang
Melalui Metode Simulasi (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III B SDN
Cicadas 03 Gunung Putri Bogor). (Sumber: repository.upi.edu).
g.
Penelitian
Pengembangan
Penelitian
dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah
strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek.
Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian
proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan. Produk
tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras(hardware), seperti buku, modul, alat bantu
pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk
pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau
laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen,
dan lain-lain.
Contoh Judul:
Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis PowerPoint pada materi Kriya Anyam Mapel Seni Budaya pada
Siswa kelas X SMAN 2 Situbondo (Sumber: perpustakaan Universitas
Negeri Malang, skripsi tidak diterbitkan)
h.
Penelitian
Kualitatif-fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba
menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari
oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan
dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau
memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan
fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan
dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep
epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti.
Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan
awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
Contoh Judul:
Pemaknaan Santri dan
Kiai: Studi Fenomenologi Perubahan Bentuk Sistem Pendidikan Pesantren Salaf di
Pondok Pesantren Salaf Al-Huda Blimbingsari (sumber: https://www.academia.edu/9186193/Proposal_Penelitian_Kualitatif_Pendekatan_Fenomenologi)
i. Penelitian Kualitatif-etnografi
Ethnographic
researchers attempt to develop an understanding of how a culture works and many
methods and techniques are used in this such us: participant observation,
interview, mapping and charting, interaction analysis, study of historical
records and current public documents, the use of demographic data. (Bell,
2005:16)
Etnografi
adalah analisis mendalam dari kelompok sosial. Data biasanya dikumpulkan
melalui observasi, wawancara, dan dokumen. Jenis penelitian ini berfokus pada
membangun catatan perilaku dan kepercayaan dari kelompok dari waktu ke waktu.
Etnografi mengharuskan peneliti berpartisipasi, baik sebagai pengamat atau
peserta aktif, waktu interaksi yang cukup lama dengan kelompok yang diteliti.
Kerangka konseptual etnografi adalah bahwa keterlibatan langsung ke dalam
budaya kelompok akan memungkinkan peneliti untuk melihat dunia dari perspektif
kelompok, dan melihat yang akan memberikan pemahaman tentang perilaku dan
keyakinan kelompok.
Contoh Judul:
Harry,
Klingner, & Hart. 2005. African American families under fire: Ethnographic
views of family strengths. Remedial and Special Education, 26(2):
101–112.
Harry,
Klingner, dan Hart (2005) menerbitkan sebuah studi etnografi siswa Amerika
keturunan Afrika dalam pendidikan khusus di sebuah distrik sekolah beragam
budaya perkotaan. (Stoner, 2010: 22)
j. Penelitian Kualitatif-Studi
Kasus
Sebuah studi
kasus adalah eksplorasi mendalam dari sistem terikat (misalnya, kegiatan, acara, proses, atau
individu) berdasarkan pengumpulan data yang luas. Studi kasus
melibatkan investigasi kasus, yang dapat didefinisikan sebagai suatu entitas
atau objek studi yang dibatasi, atau terpisah untuk penelitian dalam hal waktu,
tempat, atau batas-batas fisik. Penting untuk memahami bahwa kasus dapat berupa
individu, program, kegiatan, sekolah, ruang kelas, atau kelompok. Setelah kasus
didefinisikan dengan jelas, peneliti menyelidiki mereka secara mendalam,
biasanya menggunakan beberapa metode pengumpulan data, seperti wawancara,
observasi lapangan, dan dokumentasi.
Studi
kasus kolektif; (a) melibatkan beberapa kasus, (b) dapat terjadi selama bertahun
situs, dan (c) menggunakan banyak individu. Kerangka konseptual untuk studi
kasus adalah bahwa dengan mengumpulkan informasi mendalam tentang kasus,
peneliti akan mencapai pemahaman mendalam tentang kasus ini, apakah kasus itu
adalah seorang individu, kelompok, kelas, atau sekolah.
Contoh Judul:
Butera,
G. 2005. Collaboration in the context of Appalachia: The case of Cassie. The
Journal of Special Education, 39(2): 106–116.
Butera
(2005) menggunakan studi kasus dan data yang dikumpulkan melalui wawancara,
observasi, dan dokumen untuk menggambarkan kolaborasi tim dengan anak 4 tahun
di West Virginia. (Stoner, 2010: 21)
Sumber:
Nur H, Wahyu. 2015. Jenis-jenis
Metode Penelitian Beserta Contohnya”, (Online) (http://penjual-mimpi.blogspot.com), diakses 03 September
2015.
2. Identifikasi dan perumusan masalah
Ciri-ciri rumusan masalah
penelitian dan contoh-contohnya
a.
Penelitian
Deskriptif
Penelitian memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Memusatkan penyelidikan pada
pemecahan masalah aktual atau masalah yang dihadapi pada masa sekarang.
2. Data yang telah
dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan menggunakan
teknik analitik.
3. Menjelaskan setiap
langkah penelitian secara rinci.
4. Menjelaskan
prosedur pengumpulan datanya.
5. Memberi alasan yang
kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya.
Penelitian deskriptif memiliki keunikan sebagai berikut :
1. Penelitian
deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden
yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
2. Penelitian deskriptif
yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh
data yang memadai.
3. Penelitian deskriptif
juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara
jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data
yang diperlukan.
(http://nurfatimahdaulay18.blogspot.com/.)
Contoh
rumusan masalah deskriptif :
1.
Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional ?
2.
Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negri Berbadan Hukum ?
3.
Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia ?
4.
Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah
daerah di bidang pendidikan ?
5.
Seberapa tinggi tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit Produksi
pada Sekolah-sekolah Kejuruan ?
6.
Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid
sekolah di Indonesia ?
b.
Penelitian Korelasional
Ciri-ciri
1.
Penelitian macam ini cocok
dilakukan bila variabel-variabel yang ditelitirumit dan/atau tak dapat diteliti
dengan metode eksperimental atau takdapat dimanipulasi.
2.
Studi macam ini memungkinkan
pengukuran beberapa variabel dan salinghubungannya secara serentak dalam
keadaan realistiknya.
3.
Output dari penelitian ini
adalah taraf atau tinggi-rendahnya salinghubungan dan bukan ada atau tidak
adanya saling hubungan tersebut.
4.
Dapat digunakan untuk
meramalkan variabel tertentu berdasarkanvariabel bebas.
5.
Penelitian korelasional juga
mengandung kelebihan-kelebihan, antaralain: kemampuannya untuk menyelidiki
hubungan antara beberapavariabel secara bersama-sama (simultan); dan
Penelitian
korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) ubunganantara
variabel-variabel yang diteliti. (https://www.academia.edu/9907073/Penelitian_Korelasional)
c.
Ciri ciri pokok penelitian kausal komparatif
Penelitian
kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah
semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil
satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu
dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling
hubungan dan maknanya dan cenderung mengandalkan data kuantitatif.
Prosedur
Penelitian Kausal Komparatif
Menurur Emzir (2010:125) penelitian
kausal komparatif dilakukan dalam lima tahap yakni, (1) merumuskan masalah, (2)
menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti, (3)
pemilihan kelompok pembanding, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.
Sementara itu, terdapat pula langkah-langkah pokok dalam studi kausal
komparatif sebagai berikut.
a. Mendefinisikan masalah
b. Melakukan penelaahan kepustakaan.
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis
d. Merumuskan asumsi-asumsi yang
mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-prosedur yang akan digunakan.
e. Merancang cara pendekatannya,
antara lain ;
f. Pilihlah subjek-subjek yang akan
digunakan serta sumber-sumber yang relevan.
g. Pilihlah atau susunlah teknik
yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.
h. Tentukan kategori-kategori untuk
mengklasifikasikan data yang jelas, sesuai dengan tujuan studi, dan dapat
menunjukkan kesamaan atau saling hubungan.
i. Memvalidasikan teknik untuk
mengumpulkan data itu dan menginterpretasi kan hasilnya dalam cara yang jelas
dan cermat.
j. Mengumpulkan dan menganalisis
data.
k. Menyusun laporannya.
d.
Penelitian Eksperimental
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian
eksperimental, yaitu, (1)Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental
diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan
kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang). (2) Adanya kelompok
kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok
eksperimental. (3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi,
untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian,
meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil
eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian.
Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk
kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek,
serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak. (4)
Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. (5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting
diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek,
serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak. (4)
Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. (5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting
diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Langkah-langkah dalam melakukan metode penelitian eksperimen
Pada umumnya, penelitian eksperirnent dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut, yaitu,
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang
relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan
merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
4. Membuat rencana
penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a. Mengidentifikasi variabel luar yang tidak
diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen;
b. Menentukan cara mengontrol;
c. Memilih rancangan penelitian yang tepat;
d. Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang
mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian;
e. Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen;
f. Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan
melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan
untuk mengambil data yang diperlukan;
g. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan
hipotesis.
5. Melaksanakan eksperimen.
6. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
7. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan
vaniabel yang telah ditentukan.
8. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan
teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
9. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan,
dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003).
e.
Penelitian Tindakan Kelas
Sebagaimana yang ditulis oleh Sukajati (2008), bahwa pada
intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang
ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa
petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997)
dan Sukarnyana (1997). Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
· masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam
arti tidak mempunyai makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam
kalimat tanya;
· rumusan masalah hendaknya menunjukkan jenis
tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain;
· rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara
empirik, artinya dengan rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data
untuk menjawab pertanyaan tersebut (operasional).
Selain itu, Wardhani, dkk (2007) mengingatkan
bahwa Rumusan Masalah harus dirumuskan secara operasional sehingga perbaikan
pembelajaran saat PTK dilaksanakan dapat terarah. Wiriatmadja (2008)
menyarankan agar terhapus keraguan bahwa guru telah benar-benar memfokuskan
permasalahan untuk diteliti, ada baiknya guru melakukan diskusi dengan guru
teman sejawat, atau meminta bantuan dosen LPTK yang telah terbiasa menggunakan
model penelitian tindakan ini.
Contoh ini, proposal atau
laporan PTK mempunyai 3 rumusan masalah sekaligus.
1. Bagaimanakah aktivitas siswa kelas VII SMP
Negeri 4 Danau Panggang saat mengikuti pembelajaran yang dalam perancangannya
menggunakan task analysis?
2. Bagaimanakah pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan guru saat melaksanakan pembelajaran yang dalam perancangannya
menggunakan task analysis?
3. Apakah penggunaan task analysis dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Danau Panggang?
(sumber: http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2012/06/ptk-cara-menulis-rumusan-masalah.html).
f.
Penelitian Pengembangan
Menurut Wayan (2009) ada 4
karateristik penelitian pengembangan antara lain :
1)
Masalah yang ingin dipecahkan
adalah masalah nyata yang berkaitan denganupaya inovatif atau penerapan
teknologi dalam pembelajaran
sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehankualitas
pembelajaran.
2)
Pengembangan model, pendekatan
dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan
pencapaian kompetensi siswa.
3)
Proses pengembangan produk,
validasi yang dilakukan melalui uji ahli, danuji coba lapangan secara terbatas
perlu dilakukan sehingga produk yangdihasilkan bermanfaat untuk peningkatan
kualitas pembelajaran.
Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanyadideskripsikan
secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secaraakademik.
4)
Proses pengembangan model,
pendekatan, modul, metode, dan
media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secarasistematis
sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.Berdasarkan pendapat-pendapat
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan danmemvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yangdihasilkan antara
lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dansistem
pengelolaan dalam pembelajaran.
Langkah-langkan Perumusan Masalah
1.
Dari teori-teori yang ada
muncul sebuah kekurangan-kekurangan dari teori-teori tersebut.
2.
Kekurangan tersebut lalu
memunculkan kesenjangan antara teori dengankenyataan yang ada.
3.
Dari kesenjangan tersebut
akan memunculkan suatu masalah-masalah
4.
Kemudian masalah tersebut
diidentifikasi dan diseleksi yang sesuai dengankriteria masalah penelitian.
5.
Setelah itu barulah
masalah tersebut dituangkan dalam rumusan masalah.
Contoh rumusan masalah pengembangan
Judul Penelitian: “Pengembangan
Game Edukasi Pengenalan Nama Hewan Dalam Bahasa Inggris Sebagai Media
Pembelajaran Siswa SD Berbasis Macromedia Flash”
Rumusan Masalah :Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan
adalah:
1)
Bagaimana pengembangan game
edukasi pengenalan nama hewan dalam bahasa Inggris berbasis Macromedia
Flash sebagai media pembelajaran untukmeningkatkan hasil belajar
siswa?
2)
Bagaimana kelayakan game
pengenalan edukasi nama hewan dalam bahasaInggris berbasis Macromedia Flash
sebagai media pembelajaran untukmeningkatkan hasil belajar siswa?
(sumber:
http://id.scribd.com/doc/195422898/RUMUSAN-MASALAH-PADA-6-PENELITIAN#scribd)
g.
Penelitian
Kualitatif-fenomenologi
Pendekatan fenomenologis juga
harus ada kerangka pemikiran dalam penelitian diantaranya yaitu :
a. Pengamatan
yaitu suatu replika dari benda di luar manusia yang intrapsikis, dibentuk
berdasar rangsang-rangsang dari obyek.
b. Imajinasi yaitu
suatu perbuatan (act) yang melihat suatu obyek yang absen atau sama sekali
tidak ada melalui suatu isi psikis atau fisik yang tidak memberikan dirinya
sebagai diri melainkan sebagai representasi dari hal yang lain. Dunia imajinasi
berdasra aktivitas suatu kesadaran.
c. Berpikir secara
abstrak. Bidang yang sangat penting dalam hidup psikis manusia ialah pikiran
abstrak. Aristoteles berpendapat bahwa pikiran abstrak berdasarkan pengamatan;
tak ada hal yang dapat dipikirkan yang tidak dulu menjadi bahan pengamatan.
Dengan menghilangkan ciri-ciri khas (abstraksi) terjadi kumpulan ciri-ciri
umum, yaitu suatu ide yang dapat dirumuskan dalam suatu defenisi.
d. Merasa/menghayati. Merasa ialah
gejala lain dari kesadaran mengalami. Pengalaman tidak disadari dengan
langsung, sedangkan perasaan biasanya disadari. Merasa ialah gejala yang lebih
dekat pada diri manusia daripada pengamatan atau imajinasi.
Penelitian
dengan berdasarkan fenomenologi harus melihat objek penelitian dalam suatu
konteks naturalnya. Artinya seorang peneliti kualitatif yang menggunakan dasar
fenomenologi melihat suatu peristiwa tidak secara parsial, lepas dari konteks
sosialnya karena satu fenomena yang sama dalam situasi yang berbeda akan pula
memiliki makna yang berbeda pula. Untuk itu dalam mengobservasi data lapangan,
seorang peneliti tidak dapat melepas konteks atau situasi yang menyertainya.
Dengan kalimat yang dikutip dari Muhajir (1990) oleh Muhammad Idrus, Muhajir
menggunakan penelitian dengan menggunakan model fenomenologi menuntut besarnya
subjek penelitian dengan subjek pendukung objek penelitian. Dengan demikian,
metode penelitian dengan berlandaskan fenomenologi mengakui adanya empat
kebenaran, yaitu: kebenaran empiris yang terindra, kebenaran empiris
logis, kebenaran empiris etik, dan kebenaran transendental. Jadi dari
keempat kebenaran ini tidak bisa dihapuskan dalam penelitian fenomenologi.
h.
Penelitian
Kualitatif-etnografi
Menurut Creswell, secara umum prosedur
penelitian etnografi adalah sebagai berikut:
· Menentukan apakah masalah penelitian ini
adalah paling cocok didekati dengan studi etnogafi. Seperti telah kita bahas di
atas bahwa etnografi menggambarkan suatu kelompok budaya dengan mengekloprasi
kepercayaan, bahasa dan perilaku (etnografi realis); atau juga
mengkritisi isu-isu mengenai kekuasaan, perlawanan dan dominansi (etnografi
kritis).
· Mengidentifikasi dan menentukan lokasi dari
kelompok budaya yang akan diteliti. Kelompok sebaiknya gabungan orang-orang
yang telah bersama dalam waktu yang panjang karena disini yang akan diteliti
adalah pola perilaku, pikiran dan kepercayaan yang dianut secara bersama.
· Pilihlah tema kultural atau isu yang yang akan
dipelajari dari suatu kelompok. Hal ini melibatkan analisis dari kelompok
budaya.
· Tentukan tipe etnografi yang cocok digunakan
untuk memlajari konsep budaya tersebut. Apakah etnografi realis ataukah
etnografi kritis.
· Kumpulkan informasi dari lapangan mengenai
kehidupan kelompok tersebut. Data yang dikumpulkan bisa berupa pengamatan,
pengukuran, survei, wawancara, analisa konten, audiovisual, pemetaan dan
penelitian jaringan. Setelah data terkumpul data tersebut dipilah-pilah dan
dianalisa.
· Yang terahir tentunya tulisan tentang gambaran
atau potret menyeluruh dari kelompok budaya tersebut baik dari sudut pandang
partisipan maupun dari sudut pandang peneliti itu sendiri.
i.
Penelitian
Kualitatif-Studi Kasus
a. Pemilihan
kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive)
dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti denganmenjadikan
objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial.
Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat
diselesaikan dengan batas waktu dan sumbersumber yang tersedia;
b. Pengumpulan data: terdapat beberapa
teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian
kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai
instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah
dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara
serentak;
c. Analisis data: setelah data terkumpul
peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data
menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi
hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat
diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi.
Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data
dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan;
d. Perbaikan (refinement): meskipun semua
data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya clilakukan
penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang
telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke
lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa
dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
e. Penulisan laporan: laporan hendaknya
ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala
atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk
mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca
ke dalam situasi kasus kehidupan seseorang atau kelompok.
No comments:
Post a Comment