PENDIDIKAN SENI SALAH SATU ALTERNATIF UNTUK MEMBANGUN KARAKTER PARA PEMIMPIN MUDA
“Tujuan pendidikan seni menumbuhkembangkan sikap toleransi, demokratis, beradap serta mampu hidup rukun dalam masyarakat majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif, intelektual, ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan rasa, keterampilan, dan mempergelarkan seni” (Depdiknas, 2003:7).
Sejak
usia dini perlu orang tua untuk mengajarkan dan mendidik anaknya sebagai
pembentukan karakter, dimana keluarga adalah pondasi yang paling penting dalam
pembentukan karakter seseorang. Menurut riwayat Abu ‘Ala (dalam Majid, 2012:7)
mengungkapkan bahwa:
Dok. Pribadi |
“Akan tumbuh dan berkembang seorang anak sebagaimana
perlakuan dan pembiasaan orangtuanya terhadapnya. Anak tidak mungkin jadi hina
dan tercela dengan tiba-tiba, tapi orang dekatnyalah yang akan menjadikan hina
dan tercela.”
Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga atau orang tua sangat berperan
penting dalam membangun karakter anaknya. Jika dalam keluarga tersebut
hubungannya tidak harmonis dan terdapat perceraian, maka sang anak akan
berpendapat bahwa pernikahan adalah suatu penderitaan. Namun juga sebaliknya
jika Salah satu peran yang penting selain keluarga yaitu dengan memberikan
pendidikan yang layak untuk anaknya.
Istilah pendidikan
sudah menjadi keperluan yang hakiki untuk kita, terdapat banyak jenjang
pendidikan mulai dari TK (Taman Kanak-kanak)
hingga Perguruan Tinggi baik itu negeri maupun swasta. Tidak menutup kemungkinan
dalam suatu lembaga/sekolah berbeda satu sama lain dalam penanaman jati diri
atau karakter seseorang. Suatu lembaga pendidikan tersebut pasti mempunyai program
untuk membangun suatu karakter seseorang untuk menjadi yang lebih baik dari
sebelumnya. Salah satunya dalam dunia pendidikan terdapat pedoman yang dinamakan
dengan silabus yang dikembangkan dari kurikulum 2006 (KTSP). Didalamnya
terdapat suatu karakteristik dalam pembentukan karakter yang nantinya akan mempengaruhi
tingkah laku peserta didik.
Alternatif untuk membangun
karakter seseorang ialah dengan diberikannya pendidikan seni. Sesuai dalam
kamus Poerwadarminta (dalam Majid, 2012:11), karakter diartikan sebagai tabiat,
watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lain. Ki Hadjar Dewantoro menyatakan bahwa pendidikan melalui seni
bermanfaat menghaluskan budi pekerti. Hal ini berkesinambungan dengan tujuan
pendidikan seni yaitu dapat menumbuhkembangkan
sikap toleransi, demokratis, beradap serta mampu hidup rukun dalam masyarakat
majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif, intelektual, ekspresi melalui
seni, mengembangkan kepekaan rasa, keterampilan, dan mempergelarkan seni (Depdiknas,
2003:7).
Oleh karena itu
pendidikan seni dapat membangun kepribadian seorang pemimpin muda mulai dari
menumbuhkembangkan sikap toleransi, baik terhadap sesama, saling menghormati
dan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan
nilai-nilai estetika (keindahan). Nilai-nilai keindahan ialah nilai-nilai
kemanusiaan yang membangun manusia menjadi indah sebagai fitrahnya. Nilai-nilai
tersebut ialah kebaikan, kemuliaan, kejujuran, kerja keras, gotong royong, dan
nilai-nilai luhur lainnya (Pranata, 2012:3).
Selain itu merujuk pada
tujuan pendidikan di atas bahwa pendidikan seni dapat menumbuhkembangkan sikap
demokratis, beradap serta mampu hidup rukun dalam masyarakat majemuk. Poin
inilah yang paling penting bahwa pemimpin muda harus mempunyai sikap demokratis
dan dapat berbaur serta hidup rukun dengan masyarakat disekitarnya.
Dari poin-poin yang
telah disebutkan dalam tujuan pendidikan seni di ataslah yang harus ada dan
tertanam dalam pemimpim muda bangsa Indonesia, agar para pemimpin muda tidak
melenceng dari apa yang telah dibuat dan diatur oleh pemerintah khususnya dalam
menjadi seorang pemimpin muda. Oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan
seni dalam membangun suatu karakter para pemimpin muda di Indonesia dan perlu
adanya perhatian khusus dalam memajukan pendidikan seni di Indonesia.
Amar, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa, Universitas
Negeri Malang
Daftar Pustaka
Depdiknas.
2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus
dan Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni.
Pranata,
M. 2012. Pemanfaatan Media Pembelajaran
Pendidikan Seni Budaya (Buku Ajar Media Pembelajaran). Malang: Universitas
Negeri Malang.
Majid,
Abdul, S.Ag, M.Pd & Andayani, Dian, S.Pd, M.Pd. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
lanjutkan....
ReplyDelete