Artikel untuk Jurnal
Prodi Seni Rupa, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang
Abstrak
Kata kunci:
Media pembelajaran, kriya anyam, seni
budaya kelas X
Pendidikan Indonesia sering kali hanya menjadikan seni sebagai
pendidikan alternatif dan tidak termasuk dalam penjurusan di tingkat SMU. Barulah di tingkat
perkuliahan kita mendapatkan seni sebagai salah satu bidang studi, sesungguhnya matapelajaran seni terdapat suatu
tujuan untuk menumbuhkembangkan kreatifitas peserta didik. Tujuan matapelajaran
seni adalah menumbuhkembangkan sikap toleransi, demokratis, beradap serta mampu
hidup rukun dalam masyarakat majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif,
intelektual, ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan rasa, keterampilan,
dan mempergelarkan seni (Depdiknas, 2003:7).
Dalam praktiknya, pendidikan seni dilaksanakan
dengan berbasiskan pada budaya, terutama
lingkungan budaya setempat dan budaya Nusantara. Menurut (Pranata, 2012:4)
“konteks budaya dalam pendidikan seni meliputi berbagai wujud budaya antara
lain ide, perilaku maupun instrumental”. Yang dimaksud wujud budaya pada tataran
ide disini yaitu meliputi nilai-nilai, pengetahuan, kesadaran, norma, dan
berbagai bentuk kearifan dan kebijakan lainnya. Wujud budaya pada tataran
perilaku meliputi antara lain adat istiadat, kebiasaan, sikap dan tindakan,
serta perilaku lainnya. Sedangkan pada wujud budaya instrumental antara lain
bisa berupa berbagai bentuk benda, simbol, karya seni, serta karya cipta
manusia lainnya.
Untuk mengoptimalkan kualitas dan produk hasil
pembelajaran seni budaya tersebut, kita bisa memanfaatkan media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah suatu media untuk menyampaikan pesan kepada siswa
baik itu dalam bentuk gambar ataupun kata-kata, sehingga siswa dapat mengerti
tentang apa yang telah disampaikan oleh guru. Multimedia dengan konsep
tradisional ini disusun berdasarkan metode instruksiovisme yaitu sebagai
penyampaian informasi, komunikator pengetahuan, atau tutor bagi siswa (Pranata,
2010:3).
Di
dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada matapelajaran seni budaya
yang telah ditetapkan oleh pendidikan terdapat materi seni rupa terapan. Dalam
Standar Kompetensi pada kelas X terdapat apresiasi dan ekspresi diri melalui
karya seni rupa. Pada Standar Kompetensi mengekspresikan diri melaui karya seni
rupa, terdapat Kompetensi Dasar yaitu merancang karya seni rupa terapan dengan
memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat dan membuat karya seni rupa
terapan dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat.
Di sekolah kelas
X SMAN 2 Situbondo belum terdapat media pembelajaran yang baik atau maksimal
media pembelajaran pada matapelajaran seni budaya, sehingga belum mendukung
untuk proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan kualitas maupun
kompetensi siswa. Oleh karena itu, perlu adanya media pembelajaran yang cocok
dan menarik agar mampu meningkatkan kualitas dan kompetensi siswa serta minat
siswa terhadap matapelajaran seni budaya juga bertambah. Selain
media pembelajaran yang kurang begitu maksimal di sekolah tersebut, juga kurang
mengenal dan tidak dipelajarinya tentang seni rupa terapan khususnya kerajinan
anyam.
Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan
media
pembelajaran khusunya kriya anyam dengan menggunakan software Microsoft PowerPoint 2010
berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 pada tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas X untuk
semester gasal, Standar Kompetensi Ekspresi
pokok bahasan ditekankan
pada seni rupa terapan daerah setempat. Materi yang diangkat
yaitu pembuatan kriya anyam dengan teknik dan motif daerah setempat.
Dalam pembuatan
media tersebut mengacu pada prinsip dasar pemanfaatan media yang dikemukakan menurut
(Pranata 2012: 43) terdapat beberapa prinsip dasar tentang pemanfaatan media
pembelajaran dipaparkan sebagai berikut: 1) Isi media harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran; 2) Media pembelajaran membantu siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut; 3) Semua siswa harus dapat berinteraksi dengan media
pembelajaran secara produktif; 4) Media pembelajaran berpotensi untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa; 5) Media pembelajaran mestinya praktis dan
mudah dioperasikan. Dengan demikian dapat diperoleh media yang sesuai dengan
prinsip dasar pembuatan media tersebut.